<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d20220754\x26blogName\x3dJurnal+Leadership+%26+Manajemen\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://leadership-id.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://leadership-id.blogspot.com/\x26vt\x3d-4700549560053830481', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Jurnal Leadership & Manajemen

Tuesday, December 27, 2005

[resensi] How to Get Rich - Donald Trump

Trump: How to Get Rich

Donald Trump. Mendengar nama ini, umumnya orang teringat pada sosok dengan rambut yang aneh dan tampang yang serius. Selain itu, dia juga mengingatkan pada sosok pengusaha konstruksi yang sangat sukses. Ditambah lagi dengan keterlibatannya sebagai juri pada acara TV "The Apprentice" yang selalu memecat salah satu peserta di akhir setiap seri. Sukses. Menarik. Dan tentunya sangat kaya.

Tapi ternyata Donald Trump pernah merasa menjadi orang yang jauh lebih miskin dari seorang gembel di pinggiran jalan di Manhattan. Ini yang dirasakannya saat hutangnya yang sekitar $90 milyar telah jatuh tempo dan gagal dibayar. Donald melihat seorang pengemis dan berpikir,"Dia lebih kaya $90 milyar dibanding diriku". Tapi kemudian, dengan kepiawaiannya bernegosiasi dan kehandalannya dalam membina hubungan interpersonal, Donald berhasil membayar hutang-hutangnya. Bukan hanya itu, Donald bahkan menjadi lebih kaya lagi dengan aset properti yang tersebar dari New York di ujung timur ke California di ujung barat.

Cerita - cerita sukses dan getir inilah yang mewarnai buku "How to Get Rich" karangan Donald Trump bersama dibantu Meredith McIver. Buku ini dipenuhi dengan ide-ide dari Donald Trump tentang apa yang telah dilakukannya untuk menjadi Donald Trump sekarang. Anda dapat mengetahui apa yang telah dilakukan Donald untuk mengembangkan bisnis yang diterimanya dari orang tuanya dahulu menjadi jauh elbih besar.

Salah satu hal yang menarik dari Donald Trump adalah keberhasilannya menciptakan merek diri, atau yang sering dikenal dengan personal branding. Branding yang dilakukannya atas dirinya sendiri sangat berhasil sehingga setiap properti yang memasang nama Trump menjadi properti yang bernilai sangat tinggi dan diperebutkan oleh para milyarder dunia. Contohnya, sebuah bangunan di pusat kota Manhattan yang dibelinya dari sebuah perusahaan perkeretaapian yang tidak mampu membayar hutang dikembangkannya menjadi bangunan kantor dan apartemen. Dengan intuisinya yang tajam dan nama besarnya, Trump berhasil membuat bangunan tersebut menjadi aset yang sangat mahal dengan keuntungan berlipat ganda dibanding harga pembeliannya.

Trump juga mengajarkan pentingnya memperhatikan kualitas dari karyawan kita. Menggemakan apa yang telah banyak dianjurkan oleh pakar-pakar manajemen dunia, Trump menasehatkan agar para manajer tidak memberikan toleransi dalam hal memilih karyawan. Baginya ini sangat penting. Trump menasihatkan agar setiap pemimpin benar-benar berusaha untuk mencari karyawan yang terbaik bagi setiap posisi, karena pada akhirnya pemimpinlah yang akan merasakan keuntungan (atau kerugian) dari kualitas karyawan yang telah dipilihnya. Karenanya, bagi Trump, salah satu tugas utamanya adalah memastikan bahwa proses seleksi dan rekruting berjalan dengan baik.

Selain dari butir-butir manajemen dan kepemimpinan, dalam "How to Get Rich" Trump juga menceritakan apa yang dilakukannya dalam satu minggu. Bagian ini menarik, karena kita bisa belajar dari apa yang Trump lakukan untuk mengendalikan kerajaan bisnisnya. Dengan jadwalnya yang sangat padat, Trump selalu dapat berinteraksi dengan karyawan dan teman-temannya, dengan keempat anaknya, dan dengan pasangannya. Trump juga selalu menyempatkan diri untuk melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan di setiap aset perusahaannya. Hal-hal ini menunjukkan adanya keseimbangan dalam hidup Trump. Menarik melihat bagaimana kehidupan seorang billiuner untuk melakukan hal-hal tersebut.

Buku ini enak dibaca dan dituliskan secara padat dan ringkas. Keping-keping ide dari Trump dibagi dalam bagian-bagian yang mudah diikuti:
- Introduction: Five Billion Reasons Why You Should Read This Book
- Part I: The Donald J. Trump School of Business and Management

- Part II: Your Personal Apprenticeship (Career Advice from The Donald)
- Part III: Money, Money, Money, Money
- Part IV: The Secrets of Negotiation
- Part V: The Trump Lifestyle
- Part VI: Inside The Apprentice

Anda yang ingin belajar dari Donald Trump dan mengetahui jalan yang telah dilewatinya untuk menjadi seorang yang berhasil perlu membacanya.


Hard Cover: 320 halaman
Penerbit: Ballantine Books
Bahasa: Inggris
Harga: Rp 172.000,-

(Harga di QB = Rp 225.000,00)


Untuk membeli buku ini, kirim email ke
leadershipbookstore@gmail.com