<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d20220754\x26blogName\x3dJurnal+Leadership+%26+Manajemen\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://leadership-id.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://leadership-id.blogspot.com/\x26vt\x3d-4700549560053830481', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Jurnal Leadership & Manajemen

Friday, May 26, 2006

Sasaran - Sasaran Satu Menit

(Kenneth Blanchard Ph.D. & Spencer Johnson M.D. - The One Minute Manager)

Rahasia pertama dari tiga rahasia menjadi manajer satu menit adalah penetapan sasaran-sasaran satu menit. Ini adalah pondasi dari manajemen satu menit.

Persoalan yang banyak dihadapi karyawan adalah kesulitan mereka untuk melihat sasaran yang harus dicapai. Banyak sekali kita melihat karyawan yang bekerja tanpa motivasi, memberikan hasil yang biasa-biasa saja, bahkan mereka dianggap sebagai orang sulit lagi menyusahkan. Tapi tak jarang di luar pekerjaan, mereka justru tampak sebagai seorang yang penuh keceriaan dan menyenangkan dalam mengerjakan kegiatan-kegiatannya.

Misal: ada karyawan yang tampak menyebalkan di kantor, justru sangat bergairah ketika bermain bowling di luar jam kantor. Mengapa? Alasannya sederhana saja, karena mereka mampu melakukan lemparan "strike". Mengapa mereka mampu melakukan "strike"? Karena mereka tahu secara jelas botol-botol bowling yang harus dijatuhkan. Botol-botol bowling itu adalah sasaran yang jelas. Dan, setiap orang selalu termotivasi untuk melakukan sesuatu, asal sesuatu itu jelas.

Kembali ke analogi bowling tadi. Mengapa seseorang senang bermain bowling? Selain karena jalur lintasan dan bola-bola bolwing tampak jelas, mereka bisa mengetahui skor yang mereka dapat dari setiap pukulan, sehingga mereka tahu berapa bola lagi yang harus dijatuhkan. Dalam dunia manajemen, ini disebut sebagai umpan balik. Umpan balik itulah yang menjadi motivator terbesar bagi karyawan. Umpan balik dapat berupa penilaian prestasi. Umpan balik ini menjadikan karyawan tampak baik. Bagi seorang manajer, umpan balik membuatnya menjadi manajer yang baik, karena dengan demikian ia
mengetahui apa yang salah, apa yang benar, dan apa yang ada di tengah-tengah.

Umpan balik atas pencapaian sasaran-sasaran ini membuat seorang manajer tahu karyawan mana yang jadi pemenang dan karyawan mana yang berpotensi untuk jadi pemenang untuk anda latih sehingga menjadi pemenang. Ini didasari pemahaman bahwa sesungguhnya setiap orang itu calon pemenang. Maka janganlah kita tertipu oleh penampilan mereka yang tampak kalah. Semua ini bertujuan agar setiap orang menjadi termotivasi sekaligus melakukan sesuatu yang produktif. Dan, semua ini bermula dari penetapan sasaran, penilaian prestasi dan perilaku yang sesuai dengan sasaran tersebut.

Apakah sasaran satu menit itu? Yaitu, sebuah sasaran yang berdasarkan pada tanggung jawab yang jelas. Seorang manajer satu menit selalu menjelaskan apa yang perlu dilakukan, atau apa yang disetujui oleh karyawannya untuk dilakukan. Lalu menuliskannya sebagai sebuah sasaran dan standar pencapaiannya dalam sebuah penjelasan yang tak lebih dari 250 kata. Sasaran itu harus bisa dibaca dalam satu menit. Sasaran itu harus disepakati bersama, dan dibuat rangkap dua. Satu untuk sang manajer, satu untuk karyawan. Dengan demikian mereka bisa memeriksanya secara periodik.

Manajer satu menit percaya bahwa 80% hasil kita, yang benar-benar penting, berasal dari 20% sasaran yang disepakati. Maka sasaran satu menit hanya mencakup bidang-bidang utama dari tanggung jawab karyawan. Namun begitu, manajer satu menit tidak berhenti hanya pada sasaran, ia juga berusaha menjelaskan apa dan bagaimana bentuk pelaksanaan yang baik. Yaitu, dengan mendorong karyawan untuk mencari pemecahan atas setiap persoalan yang dihadapinya sendiri.

Jika seseorang karyawan telah mendapatkan tanggung jawab, maka semestinya ia memutuskan sendiri demi tanggung jawabnya itu segala sesuatu yang harus dikerjakannya. Tidak ada alasan bagi seorang karyawan untuk menggantungkan keputusannya pada orang lain. Bukankah sasaran satu menit telah menjadi tanggung jawabnya sendiri. Maka dia harus memahami bentuk perilaku dan pencapaian yang diharapkan secara jelas.

Jadi, penetapan sasaran satu menit adalah:

1. Menyetujui sasaran-sasaran anda.
2. Melihat seperti apa perilaku yang baik itu.
3. Menuliskan setiap sasaran anda pada satu lembar kertas dengan menggunakan kurang dari 250 kata.
4. Membaca dan membaca ulang setiap sasaran, yang menuntut kurang lebih hanya satu menit setiap kali anda melakukannya.
5. Sekali-sekali sisihkan waktu satu menit setiap hari untuk melihat apa yang telah anda laksanakan,
6. Melihat apakah perilaku anda cocok dengan sasaran anda atau tidak.

Dengan demikian, manajer satu menit dimulai dengan menetapkan sasaran satu menit, yang harus dibaca setiap hari dalam waktu tak lebih dari satu menit, kemudian menilai perilaku sendiri apakah telah sesuai dengan sasaran tersebut, dan memecahkan persoalan dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Semoga bermanfaat!!

Have a positive day!

Salam Inspirasi,
Mohamad Yunus


Read more! / Baca lanjutannya!

Menjaga Motivasi Karyawan

Oleh Mohamad Yunus

Salah satu kunci penting memotivasi karyawan adalah menghindari tindakan-tindakan yang membunuh motivasi karyawan. Ini berarti, memotivasi karyawan tidak cukup hanya dengan mendorong karyawan berperilaku motivatif, tetapi juga menjaga diri anda, sebagai seorang manajer, untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat mematahkan semangat karyawan. Sikap negatif anda dapat menghalangi sesuatu positif dari orang lain.

Ada banyak hal yang dapat mengendurkan motivasi karyawan. Yang terpenting berasal dari anda sendiri. Berikut beberapa tips beberapa tindakan yang perlu anda ingat-ingat, karena bila tidak, anda dapat menjatuhkan motivasi karyawan.

1. Jangan mengkritik karyawan di hadapan orang lain.

Ini adalah pembunuh motivasi nomor satu. Jangan permalukan karyawan di hadapan orang lain. Meski anda mengatakan sesuatu yang menurut anda benar, namun mengkritiknya di depan umum, dapat melukai perasaannya. Kritik anda dapat meninggalkan bekas luka dalam yang mengubah motivasi menjadi sakit hati dan dendam berkepanjangan.

2. Jangan menghina/merendahkan karyawan.

Melontarkan kata-kata seperti, "bodoh", "goblok", atau kata-kata penuh hinaan lain adalah tindakan yang harus dihindari jauh-jauh. Berhati-hatilah dengan perkataan anda. Jangan sepelekan orang lain. Mereka takkan melakukan sesuatu yang anda inginkan dengan baik jika anda sendiri menganggap mereka tidak becus.

3. Jangan menganggap karyawan sebagai alat.

Sebagai manajer, anda memang menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan. Namun, jika anda bersikap seolah-olah memperalat karyawan demi tujuan anda sendiri, anda akan kehilangan simpati dan motivasi karyawan untuk mau bekerja pada anda. Libatkan karyawan pada tujuan bersama. Tunjukkan bahwa anda bersama mereka sedang mencapai tujuan demi keberhasilan bersama.

4. Jangan berlaku tidak adil.

Adalah wajar jika anda senang pada karyawan-karyawan terbaik anda. Namun itu bukan alasan untuk berlaku tidak adil. Perlakuan diskriminatif mudah sekali menjatuhkan semangat seluruh karyawan. Terlebih lagi bila anda tak sadar sedang "dijilat" oleh karyawan yang anda sukai.

5. Jangan hanya memikirkan diri sendiri.

Bagaimana perasaan anda saat mendengar atasan membanggakan dan memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Anda mungkin merasa direndahkan secara tak langsung. Atau anda mungkin merasa atasan anda sedang mengambil keuntungan dari anda. Maka, itu pulalah yang dirasakan oleh karyawan anda jika anda hanya berpusat pada diri sendiri dan tak memberikan perhatian pada mereka.

6. Jangan ragu-ragu dalam mengambil keputusan.

Karyawan membutuhkan sebuah keputusan yang tegas, segera, namun bijaksana dari atasannya. Jika anda tampak bimbang dengan keputusan anda sendiri, karyawan akan merasa lebih bimbang lagi. Ini cepat sekali menjegal motivasi. Bukan hanya itu, mereka mungkin tak lagi mempercayai kemampuan diri mereka sendiri juga anda.

7. Jangan melemparkan tanggung jawab.

Tugas manajer adalah membimbing karyawan agar lebih baik dan berhasil. Salah satunya adalah dengan mendelegasikan wewenang. Tapi itu bukan berarti anda terlepas dari tanggung jawab atas tugas tersebut. Melemparkan tanggung jawab dapat meruntuhkan kepercayaan mereka pada anda sebagai seorang pemimpin. Di saat-saat sulit, tunjukkan tanggung jawab anda. Ini menumbuhkan hormat pada anda.

8. Jangan kaku, namun jangan turunkan standar kualitas anda.

Situasi tidak selalu berjalan sebagaimana diharapkan. Anda harus bersikap tegas, namun jangan diartikan sebagai sikap kaku. Terbuka dan terimalah masukan-masukan dari karyawan anda. Namun, anda tetap harus menjaga standar kualitas yang anda inginkan. Jika anda toleran terhadap sebuah kelemahan, anda menurunkan moral karyawan lain yang memiliki inisiatif tinggi.

9. Jangan menunjukkan ketidakpercayaan.

Kunci memotivasi orang adalah memberikan kepercayaan pada mereka. Sebaliknya, mematikan motivasi karyawan paling mudah dilakukan dengan mencabut kembali kepercayaan itu. Sepatah ucapan yang menunjukkan ketidakpercayaan sudah cukup untuk menyingkirkan motivasi mereka.

10. Jangan acuh tak acuh pada karyawan.

Jika anda ingin meruntuhkan motivasi karyawan, jangan berikan perhatian apa pun pada mereka. Jangan beri umpan balik. Jangan ingat kejadian-kejadian penting dalam hidup mereka. Jangan berikan waktu bagi mereka untuk berbincang-bincang. Jauh lebih mudah mematahkan semangat, ketimbang membangunnya. Untuk itu, hindari hal-hal yang bisa membunuh motivasi karyawan. Dan itu, berarti menjaga tindakan anda sendiri.

Semoga bermanfaat!!

Have a positive day!

Salam Inspirasi,
Mohamad Yunus


Read more! / Baca lanjutannya!